PERJALANANKU
Ada kesibukan yang
berbeda pada hari itu. Pagi-pagi kutelah disibukkan mengepak barang-barang yang
bakal kubawa nanti. Sebuah koper mini sudah terlihat penuh berisi barang-barang
yang sejak tadi pagi kususun dengan rapi. Sebuah ransel juga sudah sarat dengan
barang-barang yang bakal sering kugunakan dalam perjalanaku nanti. Tepat pukul
9 aku berangkat menuju bandara Soekarno-Hatta dengan menumpangi sebuah taksi.
Satu jam perjalanan akhirnya aku sampai di bandara Soekarno-Hatta yang terlihat
sudah ramai baik dari terminal keberangkatan maupun terminal kedatangan.
Pukul 10 menjelang
siang itu aku menunggu sementara waktu karena jadwal keberangkatan pada pukul
13.00 WIB yang berarti kumasih harus menunggu sekitar tiga jam lagi. Sambil
menunggu kududuk di kursi yang tersedia di bandara tersebut. Kuperhatikan
suasana yang terlihat begitu ramai, orang-orang berlalu lalang sibuk dengan
urusan masing-masing. Sesekali terdengar tiupan lapri dari petugas yang
menertibkan kendaraan yang datang maupun pergi dari bandara tersebut.
Taksi-taksi berjejer di bahu jalan siap menerima penumpang yang memerlukan
tumpangan. Di lokasi depan terlihat lapangan parkir yang memuat mungkin ratusan
mobil di area bandara tersebut.
Tak terasa waktu
berjalan, jam sudah menunjukkan pukul 11. Kurasa sudah waktunya melakukan check-in. Kulangsung membawa semua barang bawaanku menuju terminal
keberangkatan bagi penumpang penerbangan Sriwijaya Airlines. Sebelum masuk
pintu terminal di depan pintu terdapat petugas yang memeriksa dan memastikan
penumpang tidak salah memasuki terminal yang sesuai dengan penerbangan yang
tertera pada tiket masing-masing. Setelah melewati petugas tersebut penumpang
harus meletakkan semua barang bawaan ke tempat roll berjalan yang berfungsi
sebagai pendeteksi jika seandainya penumpang ada yang membawa barang-barang
yang tidak diperbolehkan dalam peraturan penerbangan. Bagi penumpang harus
melewati gerbang terpisah dengan barang bawaan karena penumpang juga tak luput
dari pemeriksaan oleh petugas dengan menggunakan sebuah alat pendeteksi yang
diarahkan keseluruh tubuh tiap penumpang. Setelah melewati gerbang pertama
tersebut aku mengambil kembali barang-barang bawaaanku yang tadi telah melewati
roll berjalan dan langsung menuju counter Sriwijaya Airlines untuk melakukan check-in sesuai dengan kota tujuanku.
Setelah selesai
melakukan check-in aku menuju
satu counter lagi untuk
melakukan boarding-pass untuk semua tujuan penerbangan. Setelah melakukan boarding-pass
lagi-lagi semua penumpang harus melewati gerbang
pendeteksi seperti gerbang pertama. Akupun kembali meletakkan barang bawaanku
di roll berjalan dan melewati gerbang pendeteksi oleh petugas. Setelah melewati
gerbang dan mengambil barang bawaan akupun memeriksa kembali tiket untuk
memastikan ruang tunggu mana yang sesuai dengan tujuan keberangkatanku. Ditiket
tersebut tertera B2 yang berarti aku harus melewati jalur B2 untuk menuju ruang
tunggu tersebut. Sebelum memasuki jalur B2 lagi-lagi terdapat gerbang pendeteksi
dan petugas seperti halnya gerbang pertama dan kedua tadi. Akupun kembali
melakukan hal yang sama. Kali ini petugas tersebut mengecek tiket untuk
memastikan penumpang tidak salah masuk jalur dan ruang tunggu yang sesuai
dengan yang tertera pada tiket. Setelah melewati semua rangkaian peraturan
tersebut akhirnya aku sampai juga di ruang tunggu jalur B2.
Jam sudah menunjukkan
pukul setengah 12. Berarti belum masuk waktu shalat Zuhur. Aku menempati sebuah
kursi yang tepat mengahadap arah pintu masuk ruang tunggu tersebut. Di depan
pintu masuk tersebut terdapat stand petugas yang siap melayani jika seandainya ada penumpang yang
membutuhkan bantuan atau bertanya. Ruang tunggu tersebut memiliki dua bagian
yaitu bagian kiri dan kanan. Ruangan ini mempunyai fasilitas yang cukup baik.
Ruang ber-AC yang cukup menampung puluhan para penumpang. Seluruh ruangan
dikelilingi oleh dinding kaca putih sehingga semua orang bisa leluasa melihat
sekeliling tempat, termasuk pintunya juga terbuat dari kaca. Terdapat puluhan
kursi sambung berjejer yang disediakan bagi para penumpang sambil menunggu jam
keberangkatan. Dipojok ruangan terdapat sebuah kulkas otomatis yang disediakan
untuk para penumpang yang ingin membeli minuman. Disetiap pojok atas ruangan
terdapat pengeras suara yang
sesekali terdengar informasi yang disampaikan berupa berita panggilan maupun
pemberitahuan lainnya. Dua buah TV LCD nampak di tempat yang agak tinggi supaya
bisa dilihat oleh semua orang sebagai hiburan bagi para penumpang selama
menunggu tiba jam keberangkatan. Terlihat berbagai hal yang dilakukan para
penumpang selama menunggu disana. Ada yang sibuk dengan gudget-nya, ada yang lagi baca buku, ada yang lagi makan, ada yang
heboh ngobrol dengan temannya dan ada yang hanya duduk saja sambil memperhatikan
tayangan yang ada di TV. Di lapangan terbang didepan sana terlihat pesawat
berjejer menunggu diberangkatkan. Dan sesekali ada pesawat yang mendarat maupun
terbang meninggalkan lapangan.
Kulirik jam tanganku,
waktu sudah menunjukkan pukul 12. Di pojok kiri ruangan terdapat tangga ke
ruang bawah dan disana terpampang tulisan TOILET-MUSHALLA. Akupun langsung
menuju arah tangga itu bermaksud mau melaksanakan shalat Zuhur. Setelah
menuruni tangga memutar, terlihat disana ruangan persegi yang tak terlalu besar
tetapi cukup buat para penumpang yang ingin melaksanakan shalat. Terdapat
tempat wudhu dan kamar kecil yang bersebelahan. Tepat disamping mushalla
tersebut terdapat ruangan bertuliskan SMOKING ROOM, rupanya ruangan yang dikhususkan bagi para perokok.
Selesai melaksanakan shalat akupun langsung kembali naik ke ruang tunggu
diatas.
Selang beberapa lama,
jam menunjukkan pukul 1. Tak lama kemudian terdengar informasi operator melalui
pengeras suara bahwa seluruh penumpang pesawat Sriwijaya JT-086 diharapkan
segera menaiki pesawat dengan serial number yang telah disebutkan. Para penumpangpun segera berbondong-bondong
menuju pintu keluar ruangan tersebut. Didepan pintu telah siap dua orang
petugas yang kembali mengecek dan memastikan penumpang tak salah menaiki
pesawat yang sesuai dengan nomor pesawat yang tertera pada tiket. Terdapat
koridor panjang yang langsung menghubungkan ke lambung pesawat. Sehingga para
penumpang tidak perlu lagi turun ke lapangan untuk masuk ke pesawat.
Setelah masuk, para penumpang sibuk mencari
kursi masing-masing sesuai dengan nomor yang tertera pada tiket. Ada beberapa
penumpang yang meminta bantuan pramugari untuk menunjukkan nomor kursi yang
dimaksud. Setelah menemukan kursi yang sesuai dengan nomor kursi tiketku, aku
langsung menempati kursi tersebut yang kebetulan berada disamping jendela
sehingga aku bisa melihat keadaan diluar sana melalui jendela tersebut. pesawat
yang cukup besar ini memiliki dua buah pintu utama yaitu pintu bagian depan dan
belakang dan sebuah pintu darurat dibagian tengah. Terdapat 210 kursi yang
tersusun berjejer dengan tiga buah kursi dalam satu baris bagian kanan dan dua
buah kursi bagian kiri yang berderet hingga kebelakang yang masing-masing
dibagian tepi terdapat sebuah jendela dengan sekat buka-tutup. Diantara kursi
bagian kiri dan kanan terdapat jalur yang digunakan sebagai jalan. Dibagian
belakang tiap-tiap kursi terdapat meja lipat yang langsung menempel pada
punggung kursi dan sebuah kantong kursi yang digunakan sebagai tempat
majalah-majalah yang disediakan oleh pihak maskapai. Tepat dibawah kursi
diletakkan baju pelampung dan masker oksigen yang terletak dibagian bawah kabin
pesawat yang berguna untuk antisipasi jika dalam keadaan darurat.
Dilangit-langit pesawat terdapat dua bagian kabin kiri dan kanan yang
disekat-sekat sebagai tempat meletakkan barang-barang para penumpang yang
dibawa masuk kedalam pesawat. Dibawah kabin tersebut terdapat lobang AC dan
lampu tanda sabuk pengaman harus digunakan jika lampu tersebut menyala.
Terdapat dua kamar kecil masing-masing dibagian depan dan belakang pesawat. Setelah
semua penumpang menempati kursi masing-masing tiga pramugari kemudian
memberikan petunjuk dan pengarahan tentang peraturan-peraturan yang
diberlakukan dalam penerbangan tersebut dan memperagakan cara-cara mengenakan
alat-alat pengaman jika seandainya dalam keadaan darurat. Seluruh penumpang
diminta mematikan seluruh peralatan elektronik karena dapat mengganggu sistem
penerbangan. Setelah semuanya dianggap selesai, pesawatpun siap untuk take-off.
Terdengar suara deruman mesin dan getaran pesawat
pertanda pesawat akan segera melandas. Perlahan-lahan pesawat berjalan dan
kemudian meluncur kencang hingga akhirnya terbang meninggalkan lapangan. Terasa
ada pertolakan gravitasi bumi saat pesawat mulai meninggi. Terdengar operator
menginformasikan bahwa posisi pesawat sedang berada pada ketinggian 3.000 kaki
diatas permukaan bumi. Hingga akhirnya pesawat tak lagi terbang menanjak dan
sudah dalam posisi normal. Akupun menikmati pemandangan atas awan melalui
jendela disampingku. Awan-awan terlihat seperti gumpalan kapas yang terserak
dimana-mana. Tak terasa entah sudah berapa lama perjalanan ini hingga akhirnya
kantukpun tiba-tiba menyerangku. Kemudian hening. Akupun terlelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar