Kamis, 03 April 2014

My Journey



PERJALANANKU

            Ada kesibukan yang berbeda pada hari itu. Pagi-pagi kutelah disibukkan mengepak barang-barang yang bakal kubawa nanti. Sebuah koper mini sudah terlihat penuh berisi barang-barang yang sejak tadi pagi kususun dengan rapi. Sebuah ransel juga sudah sarat dengan barang-barang yang bakal sering kugunakan dalam perjalanaku nanti. Tepat pukul 9 aku berangkat menuju bandara Soekarno-Hatta dengan menumpangi sebuah taksi. Satu jam perjalanan akhirnya aku sampai di bandara Soekarno-Hatta yang terlihat sudah ramai baik dari terminal keberangkatan maupun terminal kedatangan.
            Pukul 10 menjelang siang itu aku menunggu sementara waktu karena jadwal keberangkatan pada pukul 13.00 WIB yang berarti kumasih harus menunggu sekitar tiga jam lagi. Sambil menunggu kududuk di kursi yang tersedia di bandara tersebut. Kuperhatikan suasana yang terlihat begitu ramai, orang-orang berlalu lalang sibuk dengan urusan masing-masing. Sesekali terdengar tiupan lapri dari petugas yang menertibkan kendaraan yang datang maupun pergi dari bandara tersebut. Taksi-taksi berjejer di bahu jalan siap menerima penumpang yang memerlukan tumpangan. Di lokasi depan terlihat lapangan parkir yang memuat mungkin ratusan mobil di area bandara tersebut.
            Tak terasa waktu berjalan, jam sudah menunjukkan pukul 11. Kurasa sudah waktunya melakukan check-in. Kulangsung membawa semua barang bawaanku menuju terminal keberangkatan bagi penumpang penerbangan Sriwijaya Airlines. Sebelum masuk pintu terminal di depan pintu terdapat petugas yang memeriksa dan memastikan penumpang tidak salah memasuki terminal yang sesuai dengan penerbangan yang tertera pada tiket masing-masing. Setelah melewati petugas tersebut penumpang harus meletakkan semua barang bawaan ke tempat roll berjalan yang berfungsi sebagai pendeteksi jika seandainya penumpang ada yang membawa barang-barang yang tidak diperbolehkan dalam peraturan penerbangan. Bagi penumpang harus melewati gerbang terpisah dengan barang bawaan karena penumpang juga tak luput dari pemeriksaan oleh petugas dengan menggunakan sebuah alat pendeteksi yang diarahkan keseluruh tubuh tiap penumpang. Setelah melewati gerbang pertama tersebut aku mengambil kembali barang-barang bawaaanku yang tadi telah melewati roll berjalan dan langsung menuju counter Sriwijaya Airlines untuk melakukan check-in sesuai dengan kota tujuanku.
            Setelah selesai melakukan check-in aku menuju satu counter lagi untuk melakukan boarding-pass untuk semua tujuan penerbangan. Setelah melakukan boarding-pass lagi-lagi semua penumpang harus melewati gerbang pendeteksi seperti gerbang pertama. Akupun kembali meletakkan barang bawaanku di roll berjalan dan melewati gerbang pendeteksi oleh petugas. Setelah melewati gerbang dan mengambil barang bawaan akupun memeriksa kembali tiket untuk memastikan ruang tunggu mana yang sesuai dengan tujuan keberangkatanku. Ditiket tersebut tertera B2 yang berarti aku harus melewati jalur B2 untuk menuju ruang tunggu tersebut. Sebelum memasuki jalur B2 lagi-lagi terdapat gerbang pendeteksi dan petugas seperti halnya gerbang pertama dan kedua tadi. Akupun kembali melakukan hal yang sama. Kali ini petugas tersebut mengecek tiket untuk memastikan penumpang tidak salah masuk jalur dan ruang tunggu yang sesuai dengan yang tertera pada tiket. Setelah melewati semua rangkaian peraturan tersebut akhirnya aku sampai juga di ruang tunggu jalur B2.
            Jam sudah menunjukkan pukul setengah 12. Berarti belum masuk waktu shalat Zuhur. Aku menempati sebuah kursi yang tepat mengahadap arah pintu masuk ruang tunggu tersebut. Di depan pintu masuk tersebut terdapat stand petugas yang siap melayani jika seandainya ada penumpang yang membutuhkan bantuan atau bertanya. Ruang tunggu tersebut memiliki dua bagian yaitu bagian kiri dan kanan. Ruangan ini mempunyai fasilitas yang cukup baik. Ruang ber-AC yang cukup menampung puluhan para penumpang. Seluruh ruangan dikelilingi oleh dinding kaca putih sehingga semua orang bisa leluasa melihat sekeliling tempat, termasuk pintunya juga terbuat dari kaca. Terdapat puluhan kursi sambung berjejer yang disediakan bagi para penumpang sambil menunggu jam keberangkatan. Dipojok ruangan terdapat sebuah kulkas otomatis yang disediakan untuk para penumpang yang ingin membeli minuman. Disetiap pojok atas ruangan terdapat pengeras suara yang sesekali terdengar informasi yang disampaikan berupa berita panggilan maupun pemberitahuan lainnya. Dua buah TV LCD nampak di tempat yang agak tinggi supaya bisa dilihat oleh semua orang sebagai hiburan bagi para penumpang selama menunggu tiba jam keberangkatan. Terlihat berbagai hal yang dilakukan para penumpang selama menunggu disana. Ada yang sibuk dengan gudget-nya, ada yang lagi baca buku, ada yang lagi makan, ada yang heboh ngobrol dengan temannya dan ada yang hanya duduk saja sambil memperhatikan tayangan yang ada di TV. Di lapangan terbang didepan sana terlihat pesawat berjejer menunggu diberangkatkan. Dan sesekali ada pesawat yang mendarat maupun terbang meninggalkan lapangan.
            Kulirik jam tanganku, waktu sudah menunjukkan pukul 12. Di pojok kiri ruangan terdapat tangga ke ruang bawah dan disana terpampang tulisan TOILET-MUSHALLA. Akupun langsung menuju arah tangga itu bermaksud mau melaksanakan shalat Zuhur. Setelah menuruni tangga memutar, terlihat disana ruangan persegi yang tak terlalu besar tetapi cukup buat para penumpang yang ingin melaksanakan shalat. Terdapat tempat wudhu dan kamar kecil yang bersebelahan. Tepat disamping mushalla tersebut terdapat ruangan bertuliskan SMOKING ROOM, rupanya ruangan yang dikhususkan bagi para perokok. Selesai melaksanakan shalat akupun langsung kembali naik ke ruang tunggu diatas.
            Selang beberapa lama, jam menunjukkan pukul 1. Tak lama kemudian terdengar informasi operator melalui pengeras suara bahwa seluruh penumpang pesawat Sriwijaya JT-086 diharapkan segera menaiki pesawat dengan serial number yang telah disebutkan. Para penumpangpun segera berbondong-bondong menuju pintu keluar ruangan tersebut. Didepan pintu telah siap dua orang petugas yang kembali mengecek dan memastikan penumpang tak salah menaiki pesawat yang sesuai dengan nomor pesawat yang tertera pada tiket. Terdapat koridor panjang yang langsung menghubungkan ke lambung pesawat. Sehingga para penumpang tidak perlu lagi turun ke lapangan untuk masuk ke pesawat.
             Setelah masuk, para penumpang sibuk mencari kursi masing-masing sesuai dengan nomor yang tertera pada tiket. Ada beberapa penumpang yang meminta bantuan pramugari untuk menunjukkan nomor kursi yang dimaksud. Setelah menemukan kursi yang sesuai dengan nomor kursi tiketku, aku langsung menempati kursi tersebut yang kebetulan berada disamping jendela sehingga aku bisa melihat keadaan diluar sana melalui jendela tersebut. pesawat yang cukup besar ini memiliki dua buah pintu utama yaitu pintu bagian depan dan belakang dan sebuah pintu darurat dibagian tengah. Terdapat 210 kursi yang tersusun berjejer dengan tiga buah kursi dalam satu baris bagian kanan dan dua buah kursi bagian kiri yang berderet hingga kebelakang yang masing-masing dibagian tepi terdapat sebuah jendela dengan sekat buka-tutup. Diantara kursi bagian kiri dan kanan terdapat jalur yang digunakan sebagai jalan. Dibagian belakang tiap-tiap kursi terdapat meja lipat yang langsung menempel pada punggung kursi dan sebuah kantong kursi yang digunakan sebagai tempat majalah-majalah yang disediakan oleh pihak maskapai. Tepat dibawah kursi diletakkan baju pelampung dan masker oksigen yang terletak dibagian bawah kabin pesawat yang berguna untuk antisipasi jika dalam keadaan darurat. Dilangit-langit pesawat terdapat dua bagian kabin kiri dan kanan yang disekat-sekat sebagai tempat meletakkan barang-barang para penumpang yang dibawa masuk kedalam pesawat. Dibawah kabin tersebut terdapat lobang AC dan lampu tanda sabuk pengaman harus digunakan jika lampu tersebut menyala. Terdapat dua kamar kecil masing-masing dibagian depan dan belakang pesawat. Setelah semua penumpang menempati kursi masing-masing tiga pramugari kemudian memberikan petunjuk dan pengarahan tentang peraturan-peraturan yang diberlakukan dalam penerbangan tersebut dan memperagakan cara-cara mengenakan alat-alat pengaman jika seandainya dalam keadaan darurat. Seluruh penumpang diminta mematikan seluruh peralatan elektronik karena dapat mengganggu sistem penerbangan. Setelah semuanya dianggap selesai, pesawatpun siap untuk take-off. Terdengar suara deruman mesin dan getaran pesawat pertanda pesawat akan segera melandas. Perlahan-lahan pesawat berjalan dan kemudian meluncur kencang hingga akhirnya terbang meninggalkan lapangan. Terasa ada pertolakan gravitasi bumi saat pesawat mulai meninggi. Terdengar operator menginformasikan bahwa posisi pesawat sedang berada pada ketinggian 3.000 kaki diatas permukaan bumi. Hingga akhirnya pesawat tak lagi terbang menanjak dan sudah dalam posisi normal. Akupun menikmati pemandangan atas awan melalui jendela disampingku. Awan-awan terlihat seperti gumpalan kapas yang terserak dimana-mana. Tak terasa entah sudah berapa lama perjalanan ini hingga akhirnya kantukpun tiba-tiba menyerangku. Kemudian hening. Akupun terlelap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar