Terdapat beberapa
alasan yang dapat dikemukakan mengapa digunakan teknik peramalan yang tidak
menggunakan model struktural, dimana persamaannya menunjukkan hubungan antar
variabel yang berdasar pada teori ekonomi dan logika. Meskipun mungkin
sebenarnya landasan teori yang digunakan untuk membentuk suatu model ada,
tetapi data variabel bebas yang diperlukan ternyata tidak tersedia. Selain itu,
terkadang penyebab pergerakan suatu variabel sulit dideteksi (Firmansyah,
2000).
Model ARIMA (Autoregressive Integrated Moving
Average)
yang dikembangkan oleh
George Box dan Gwilyn Jenkins
(1976) merupakan model yang tidak mengasumsikan pola tertentu pada data historis yang diramalkan dan model
yang secara penuh mengabaikan independen variabel dalam membuat peramalan.
ARIMA yang juga sering disebut metode runtun waktu Box-Jenkins sebenarnya
adalah teknik untuk mencari pola yang paling cocok dari sekelompok data (curve
fitting),
dengan demikian ARIMA memanfaatkan sepenuhnya data masa lalu dan sekarang
dari variabel dependen untuk melakukan peramalan jangka pendek yang akurat
sedangkan untuk peramalan jangka panjang ketepatan peramalannya kurang baik.
Model ARIMA merupakan model gabungan antara autoregressive (AR) dan moving average (MA) dimana model
ini mampu mewakili deret waktu yang stasioner dan non-stasioner (John E Hanke ;
Arthur G.Reitch ; Dean W. Wichren, 2000).
Tujuan model ARIMA adalah untuk menentukan hubungan statistik yang baik antar variabel yang diramal dengan nilai historis variabel tersebut sehingga peramalan dapat dilakukan dengan model tersebut. Model ARIMA terdiri dari tiga langkah dasar, yaitu tahap identifikasi, penaksiran dan pengujian, dan pemeriksaan diagnostik. Selanjutnya model ARIMA dapat digunakan untuk melakukan peramalan jika model yang diperoleh memadai. Berikut Skema Pendekatan Box Jenkins
Model ARIMA adalah
model yang secara penuh mengabaikan independen varibel dalam pembuatan
peramalan. ARIMA menggunakan nilai masa lalu dan sekarang dari variabel
dependen untuk menghasilkan peramalan jangka pendek yang akurat. namun untuk
peramalan jangka panjang ketepatan peramalannya kurnag baik. Tujuan ARIMA adalah untuk menentukan hubungan
statistik yang baik antar variabel yang diramal dengan nilai historis variabel
tersebut sehingga peramalan dapat dilakukan dengan model tersebut.
ARIMA digunakan untunk suatu variabel (univariate) deret waktu. untuk mempermudah dalam menghitung model ARIMA dapat digunakan berbagai aplikasi diantaranya EViews, Minitab, SPSS,dll.dalam pembahasan kali ini menggunakan aplikai EViews 6.0.
ARIMA digunakan untunk suatu variabel (univariate) deret waktu. untuk mempermudah dalam menghitung model ARIMA dapat digunakan berbagai aplikasi diantaranya EViews, Minitab, SPSS,dll.dalam pembahasan kali ini menggunakan aplikai EViews 6.0.
Klasifikasi model ARIMA:
Model
ARIMA dibagi dalam 3 unsur, yaitu: model autoregresif(AR), moving average(MA),
dan Integreted(I). ketiga unsur ini bisa dimodifikasi sehingga membentuk model
baru. misalnya model autoregresif dan moving average (ARMA). namun, apabila mau
dibuat dalam bentuk umumnya menjadi ARIMA(p,d,q). p menyatakan ordo AR, d
menyatakan ordo Integreted dan q menyatakan ordo moving avirage. apabila
modelnya menjadi AR maka model umumnya menjadi ARIMA(1,0,0). untuk lebih
jelasnya berikut dijelaskan untuk masing-masing unsur.
Autoregresif
bentuk
umum dari model autoregresif dengan ordo p (AR(p)) atau model ARIMA(P,0,0)
dinyatakan sebagai beikut:
maksud dari autoregresif yaitu nilai X dipengaruhi oleh nilai x periode sebelumnya hingga periode ke-p. jadi yang berpengaruh disini adalah variabel itu sendiri.
Moving average
bentuk
umum dari model moving average dengan ordo q (MA(q)) atau model ARIMA(0,0,q)
dinyatakan sebagai beriku:
maksud dari moving average yaitu nilai variabel x dipengaruhi oleh error dari varibel x tersebut.
Integreted
bentuk umum dari
model integreted dengan ordo d (I(d)) atau model ARIMA(0,d,0). integreted
disini adalah menyatakan difference dari data.
maksudnya bahwa dalam membuuat model ARIMA syarat keharusan yang harus dipenuhi
adalah stasioneritas data. apabila data stasioner pada level maka ordonya sama
dengan 0, namun apabila stasioner pada different pertama maka ordonya 1, dst.
Model ARIMA dibagi dalam 2 bentuk, yaitu model ARIMA tanpa musiman dan model ARIMA musiman. model ARIMA tanpa musiman merupakan model ARIMA yang tidak dipengaruhi oleh faktor waktu musim. bentuk umum dapat dinyatakan dalam persamaan berikut.
Model ARIMA dibagi dalam 2 bentuk, yaitu model ARIMA tanpa musiman dan model ARIMA musiman. model ARIMA tanpa musiman merupakan model ARIMA yang tidak dipengaruhi oleh faktor waktu musim. bentuk umum dapat dinyatakan dalam persamaan berikut.
sedangkan
ARIMA musiman merupakan model ARIMA yang dipengaruhi oleh faktor waktu musim.
model ini biasa disebut Season ARIMA(SARIMA). bentuk umum
dinyatakan sebagai berikut.
|
Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) atau biasa
disebut dengan metode Box-Jenkins. ARIMA sangat baik ketepatannya untuk
peramalan jangka pendek, yang tidak membentuk suatu model struktural baik itu persamaan
tunggal atau simultan yang bebasis kepada teori ekonomi atau logika, namun
dengan menganalisis probabilistik atau stokastik dari data deret waktu (time series)
dengan menggunakan nilai masa lalu dan sekarang dari variabel dependen untuk
menghasilkan peramalan jangka pendek yang akurat dengan mengabaikan variabel
independennya. Hal ini terjelaskan dengan prinsip dari metode ini yaitu “let the data speak for
themselves”. Metode peramalan dengan menggunakan ARIMA dapat kita
jumpai dalam peramalan ekonomi, analisis anggaran, kontrol terhadap proses dan
kualitas, analisis sensus, perubahan struktur harga industri, inflasi, indeks
harga saham, perkembangan nilai tukar terhadap mata uang asing dsb. Beberapa
keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan ARIMA:
1)
Merupakan model tanpa teori karena variabel yang digunakan
adalah nilai-nilai lampau dan kesalahan yang mengikutinya.
2)
Memiliki tingkat akurasi peramalan yang cukup tinggi karena
setelah mengalami pengukuran kesalahan peramalan mean absolute error,
nilainya mendekati nol.
3)
Cocok digunakan untuk meramal sejumlah variabel dengancepat,
sederhana, akurat dan murah karena hanya membutuhkan data variabel yang akan
diramal.
Model ARIMA
menggunakan pendekatan iteratif dalam indentifikasi terhadap suatu model yang
ada. Model yang dipilih diuji lagi dengan data masa lampau untuk melihat apakah
model tersebut menggambarkan keadaan data secara akurat atau tidak. Suatu model
dikatakan sesuai (tepat) jika residual antara model dengan titik-titik data
historis bernilai kecil, terdistribusi secara acak dan bebas satu sama lainnya.
Pemilihan model terbaik dapat
dilakukan dengan membandingkan distribusi koefisien-koefisien autocorrelation (otokorelasi) dari data time series tersebut dengan distribusi teoritis
dari berbagai macam model.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar