Senin, 31 Maret 2014

Hadist Jual Beli



حدثنا العباس بن الو ليد الد مشقي ثنا مروان بن محمد ثنا عبد العزيز ابن محمد عن داود بن صا لح المد ني عن أبيه قال: سمعت أبا سعيد الخدري يقول: قال رسول الله صل الله عليه وسلم سئل: " إنما البيع عن تراض "
(رواه ابن ماجه)


Terjemah: “Al-Abbas bin al-Walid al-Dimasyqi bercerita kepada kami, Marwan bin Muhammad bercerita kepada kami, ‘Abd al-‘Aziz bin Muhammad bercerita kepada kami, dari Dawud bin Shahih al-Madani, dari bapaknya, ia berkata: Saya telah mendengar Abu Sa’id al-Khudri berkata: Rasul saw., Bersabda: ”Hanyalah sesungguhnya jual beli itu berdasarkan saling rela”.
((Jual Beli)) Yang di perbolehkan (sah) menurut syara’ yaitu jual beli yang tertib (sesuai aturan syara’) ya’ni adanya bekas perpindahan barang kepemilikan yang d kluarkan atas dasar saling ridho antara penjual dengan pembeli, kecuali jika adanya pemaksaan maka tidak ada pemindahan kepelikan, walaupun barang tersebut tetap miliknya penjual, dengan catatan penjual memberikan kepercayaan pada akadnya dengan wujud ridho. Gambaran wujudnya ridho itu tidak terlihat, karena keridho’an itu tidak terlihat maka bisa dapat dilihat melalui tanda-tandanya. ((pemberitahuan)) Pendapat Ubay dan orang Arab lainya bangga tergadap aturan yang umumnya itu menjelaskan seghat dengan memahami maknanya dan memahami spesifiki makna perkata. Jika bagian yang lainnya lebih dari aspeknya (persoalan jual beli)banyak metode yang berbeda dalam mendefinisikan jual beli yang sah. Beberapa dari ulama’ memahami hal keikhlasan jual beli yang sah yaitu menyerahkan harta atas dasar saling rela dengan menukar barang yang di inginkan. Sebagian ulama’ yang lain seghat jual beli di tinjau dari kebenaran yang sah,karena tujuan jual beli seperti definisinya ulama’ bahwa jual beli itu kepemindahan kepemilikan barang dengan pengganti atas cara tertentu.sesuatu yang rusak itu tidak bisa pindah kepemilikan karena perjanjian yang rusak itu kepemilikannya tidak bisa di pindah. Ibnu Abu Salam memiliki definisi jual beli itu tidak perlu definisi karena jual beli itu sudah maklum (jelas),sampai anak kecil itu boleh melakukannya dan maklum bagi orang banyak. Adapun pembagian akad jual beli yang jelas yaitu khiyar, murobahah, baik yang tidak ada dan yang ada harus sesuai tanggung jawab dan semuanya itu memberikan laporan penjelasan yang baru apabila tak seperti itu((untuk Abu Said)) Khudri berkata kaki Yahudi dibuat kurma dan jagung, sehingga telah mempengaruhi orang-orang bahwa mereka bertanya kepadanya, kelaparan adalah harga mereka dan ia menolak dan mengingatkan.

KURANGNYA PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG EKONOMI ISLAM


Oleh : SOE_HIDAYAT
                1112046100148



1.1    Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia takkan pernah terlepas dari interaksi antar sesama manusia dalam segala bidang yang salah satunya adalah dalam hal berekonomi. Cara berekonomi sebuah masyarakat dalam ruang lingkup mikro kebanyakan bukanlah diatur oleh sebuah sistem ekonomi yang berdasarkan teori ilmu ekonomi. Ekonomi berjalan dengan sendirinya tanpa ada teori ini itu yang mengatur jalannya perekonomian tersebut. Mungkin saja salah satu penyebabnya adalah kurangnya atau bahkan tidak ada sama sekali pengetahuan mereka tentang ilmu ekonomi. Terbatas hanya oleh kalangan intelektual dan masyarakat kalangan menengah atau keatas saja yang mudah mengakses dan memahami apa itu ilmu ekonomi dan bagaimana cara berekonomi menurut ilmu ekonomi itu sendiri.
Sedangkan bagi kalangan kelas bawah mungkin pengetahuan tentang ilmu ekonomi bukanlah hal yang penting bahkan bisa jadi mereka menganggap masa bodoh dengan ilmu ekonomi dan segala teori-teori yang mengatur bagaimana cara berekonomi itu. Yang penting bagi mereka adalah melakukan perekonomian menurut sebatas apa yang mereka tau dan yang biasa mereka lakukan.
Lebih-lebih tentang Ekonomi Islam. Bisa jadi pemahaman masyarakat terhadap ekonomi islam sangatlah minim. Padahal Islam telah mengatur sedemikian rupa selain tentang syari’ah, aqidah, tetapi juga tentang ekonomi (muamalah). Lagi-lagi masalah keterbatasan masyarakat dalam memahami ilmu ekonomi termasuk ekonomi Islam.
Oleh karena itu diperlukan upaya bagaimana cara untuk mendorong masyarakat agar memahami cara berekonomi yang baik khususnya dengan implementasi ekonomi islam, baik dari kalangan atas, menengah, sampai bawah sekalipun dalam konteks Mikro. Perlu sebuah usaha untuk mensosialisasikan bahkan mendorong masyarakat agar menerapkan sistem Ekonomi Islam dalam perekonomian yang mereka lakukan.




1.2    Rumusan Masalah

1.        Bagaimana upaya mensosialisasikan pengetahuan Ekonomi Islam kepada kalangan masyarakat terutama kalangan masyarakat kebawah ?
2.        Langkah apa yang bisa dilakukan untuk mendorong masyarakat supaya berekonomi secara ekonomi islam ?
1.3    Tujuan

1.        Untuk mengetahui upaya yang bisa dilakukan dalam mensosialisasikan pengetahuan Ekonomi Islam kepada kalangan masyarakat terutama kalangan masyarakat kebawah.
2.        Untuk mengetahui langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk mendorong masyarakat supaya berekonomi secara ekonomi islam.

MENDUNG SORE


Langit berawan tebal yang sejak tadi pagi cuaca mendung. Matahari seharian tak menampakkan dirinya  karena tertutup awan tebal. pukul 16.10 WIB sore itu, aku telah menyelesaikan kelas terakhirku hari ini. Para mahasiswa berhamburan terkesan kurang sabar keluar kelas. Aku bergegas menuju mushalla fakultas menyempatkan shalat Ashar terlebih dahulu sebelum pulang.  Langit terlihat semakin gelap tertutup awan yang semakin tebal berarak. Sepertinya hujan akan turun sebentar lagi. Sebagian mahasiswa lebih memilih langsung pulang ketimbang shalat Ashar terlebih dahulu.
Setelah selesai shalat aku buru-buru keluar dari mushalla yang rencananya mau langsung pulang. Tetapi tiba-tiba mendadak hujan turun dengan derasnya. Ada sebersit perasaan kecewa karena aku tak bisa langsung pulang. Setelah beberapa lama menunggu sepertinya hujan tak menampakkan tanda-tanda akan mereda. Sejumlah mahasiswa menunjukkan ekspresi wajah yang sama, gelisah. Berharap hujan akan segera reda dan bisa cepat-cepat langsung pulang. Tapi sepertinya harapan itu masih hanya sebatas harapan kosong karena hujan masih turun dengan derasnya.
Setelah sekian lama berdiri menunggu redanya ujan, aku memutuskan untuk iseng-iseng masuk kembali ke ruang kelas terakhir kuliahku tadi. Perlahan kubuka pintu ruang kosong tersebut. Serta-merta hawa sejuk tiba-tiba langsung menyergapku. Udara lembap yang berAC memenuhi ruangan. Semua lampu masih menyala seperti tadi ditinggalkan. Ruang persegi yang cukup untuk menampung puluhan mahasiswa ini terasa lengang, hanya derai hujan di luar yang samar-samar terdengar dari dalam ruangan yang tertutup ini. Kursi-kursi berjejer tak teratur bekas ulah mahasiswa yang tadi terburu-buru keluar kelas setelah jadwal berakhir. Masih terlihat corat-coretan dosen yang menjelaskan materi perkuliahan di papan tulis. Terlintas kembali di otakku tentang materi-materi kuliah tadi.
Sejenak kumemandang keluar dari balik jendela. Masih terlihat butir-butir hujan berguguran dengan deras. Kuperhatikan gedung yang ada disebelah fakultas sana yang hanya dipisahkan oleh jalan lintasan, kantin kampus. Terlihat sudah tidak ada pembeli lagi. Bahkan kursi-kursinya telah dinaikkan ke atas meja pertanda ruangan tersebut habis dirapikan. Setelah beberapa saat ku perhatikan, ada sedikit keunikan tentang bangunan kantin tersebut. Ternyata kantin itu dibangun dengan desain menyerupai bentuk sebuah cangkir. Bisa dikatakan desain yang cukup kreatif.
Sekilas kulirik jam tanganku. Sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Tanpa kusadari, hujan ternyata telah mereda. Akupun segera keluar ruangan dan kusaksikan hanya terlihat beberapa mahasiswa saja lagi yang masih terlihat di lantai tiga fakultas ini. Mungkin sebagian tak menghiraukan hujan yang hanya tinggal rintik-rintik gerimis saja lagi, karena ingin cepat-cepat pulang sampai ke rumah. Kutunggu sampai beberapa saat hingga akhirnya hujanpun benar-benar reda. Di basement fakultas masih terlihat beberapa gerombolan mahasiswa yang masih bercengkrama melepas lelah bersama setelah seharian bergelut dengan perkuliahan. Akupun langsung menuju parkiran tempat memarkir kendaraan. Sore menjelang magrib, akhirnya akupun pulang.